Sabtu, 29 November 2008

Manifesto

Senang rasanya jika melihat seseorang yang kedua orang tuanya masih utuh, akur, dan bisa bekerjasama dalam kehidupan rumah tangganya hingga saat ini, yang bisa menjalankan komitmen mereka, saling mengerti satu sama lain.
Meskipun kedua orang tuaku masih utuh tapi hampir tidak pernah ku merasakan mempunyai orang tua yang utuh.

Selama aku kuliah di sini, tak satupun teman-temanku yang tahu tentang masalahku ini, kecuali satu orang (semua orang yang kenal aku pasti tahu siapa dia). Kenapa hanya dia yang aku percaya? kenapa hanya kepada dia aku bisa berkata jujur? Kenapa hanya kepada dia aku bisa menceritakan masalahku?
Karena pertama aku sayang dia (itu jelas, hehe), yang kedua dan seterusnya karena dia bisa 'berpikir'. Berpikir dalam artian dia bisa mengambil hikmah atas semua yang terjadi di dalam kehidupan. Pengalaman hidupnya hampir sama dengan pengalaman hidupku, sama-sama 'ditinggal kedua orang tuanya', kelebihan dia adalah, dia dibiarkan hidup sendiri, sehingga dia bisa hidup lebih mandiri, lebih kuat, sedangkan aku paling ga tidak dibiarkan sendiri menghadapi hidup.
Inilah dasar kenapa aku bisa sayang kepada dia, aku tidak ingin pengalaman kedua orang tuaku dalam menjalin sebuah hubungan terjadi lagi di kehidupanku.

Sama halnya dengan seseorang yang aku suka sekarang (suka dalam artian kagum, jaga2 kalau LO membaca tulisan ini). Pertama kali lo masuk jurusan sastra jerman, jujur lo sama dengan semua cewe yang dengan mudah pergi dari kehidupan gw, gw cuma suka lo karena tradisi gw yang selalu ngecengin maba, gw milih lo dulu cuma karena gw kehabisan stok, karena yang lain udah duluan huehue (gw dulu pulang kampung dan baru balik beberapa hari sebelum oslap). Setelah itu? ya tetep ga ada feeling, trus knapa anak2 yang lain selalu jodoh2in gw ma lo? ya itu terseraah mereka, gw selalu ngomong ke mereka, jangan dicengin lagi, kasian. eh tetep aja mereka begitu. Mungkin ada satu alasan mereka seperti itu, mungkin pengen ngliat gw punya cw (secara gw 5 taun jomblo, dan ada kejadian baru2 ini, ada yang mengira gw homo. Naudzubilah min dzalik! Huehue)
Ini semua gara2 bintal sih, gara2 bintal itu gw bisa ngedenger jawaban2 lo, sekelumit tentang hidup lo, komitmen lo, kekuatan lo. Coba gw ga ikutan bintal ya. Yang masih jadi tanda tanya besar dalam pikiran gw adalah: "Kenapa si lo gitu banget ke gw? Tolong dong jelasin." Gw cuma kagum ma lo, kagum dengan sisi yang lo sembunyiin. Aku ga akan pernah nembak kamu ko, gimana gw bisa nembak wong udah buat batas kok, aku tau batas itu dan aku ga akan mencoba melewatinya.

dan ini juga sebagai jawaban kepada semua kenapa lo menganggap gw playboy cap kacang, maniak cewe, dll. Aku tidak pernah bermaksud seperti itu, lagian jahat banget sih! Daripada jadian trus putus? jadian lagi trus putus lagi, hayo??? semua yg aku lakukan adalah a part of my journey to find somebody perfect. Perfect dalam artian sempurna di duniaku, karena tidak ada seseorang yang sempurna di dunia ini.
mudah suka, mudah mendekati, mudah tuk menjauhi tapi tidak mudah untuk jatuh cinta.

*Jatuh itu sakit, oleh karena itu kepada seseorang yang sempurnalah aku rela jatuh, agar sakit itu tidak sia-sia* Pikiran yang sederhana bukan?

Lalu mengapa aku sekarang menceritakan semuanya ini kepada khayalak ramai? Aku tidak pernah mengharapkan belas kasihan seseorang, tetapi akhir-akhir ini banyak kejadian yang menuntut aku segera mengklarifikasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lagipula sebentar lagi aku akan lulus dan mulai membangun masa depanku sendiri, jadi apa yang aku ceritakan di atas tak berdampak besar bagi kehidupanku di kampus tetapi berdampak besar kepada kehidupanku nanti. Hanya saja, tolong dong lulusin tanggal 17 desember ntar, udah 2 tahun nih ga dibiayain, utang makin menumpuk! Kapan dunk bisa melunasi kalau ditahan2?

titip pesen buat dosen penguji: Ini alasan aku tertarik dengan tema skripsi aku, karena memang lingkungan sosial itu berperan besar untuk membentuk ataupun merubah sikap/perilaku seseorang.

Tidak ada komentar: