Jumat, 31 Oktober 2008

The Power of Weakness

Setiap orang pasti pernah mengeluh tentang kehidupannya.
Kenapa begini, kenapa begitu...
kenapa dia kaya? kenapa aku miskin?
kenapa dia bisa? kenapa aku tidak bisa?
kenapa dia pintar? kenapa aku bodoh?
kenapa dia bisa lulus? kenapa aku belum? ;-p
kenapa aku bisa gagal?

kenapa?

kenapa aku tidak bekerja?
kenapa aku tidak berusaha?
kenapa aku tidak belajar?
kenapa aku masuk sastra jerman? hehe
kenapa aku tidak mencoba kembali?

semua pertanyaan yang aku kemukakan dalam semua keluhan tentang hidup ini ada jawabannya, tidak ada pertanyaan yang dibiarkan tidak terjawab.

setiap malam kalau aku berjalan menuju warnet, mungkin juga malam ini... jika aku beruntung aku akan selalu diingatkan.
diingatkan bahwa keadaanku lebih baik daripada mereka,
tetapi ada pelajaran lebih berharga dari mereka, bagaimana mereka berjuang dalam kelemahan mereka, bagaimana kelemahan itu memotivasi mereka (atau lebih tepatnya memaksa mereka) untuk bekerja.

Mereka adalah para "penjual bambu"
bayangkan dari Sumedang/Tanjungsari mereka berjalan sekitar 30 Km menuju Rancaekek atau Cileunyi, berjalan, memakai kaki bukan yang lain.
naik, turun, melewati jalan pegunungan.
berangkat tengah malam, pulang sore. hanya demi uang tidak seberapa +/- 30.000-,
itupun tidak setiap sore dia pulang, hanya kalau dagangannya habis. Kadang2 bisa sampai 2-3 hari tidak pulang.

Kadangkala aku ingin kembali seperti keadaanku dahulu, powerless... sehingga dari kelemahanku itu akan muncul kekuatan, kekuatan yang memaksa aku untuk bertahan.
sekedar bertahan atau menjadi lebih sehingga aku dapat merubah dunia
dunia terlau luas, paling tidak aku bisa merubah dunia di dekatku.

kelemahan menyimpan kekuatan
tapi tanpa kekuatan aku lemah

1 komentar:

Bunga Istyani mengatakan...

duh merinding deh bacanya